MAKALAH
PSIKOLOGI SASTRA
Tentang
Teori Analitik (Carl Gustav Jung)
Disusun oleh:
Uswatun Hasanah
(E1C016097)
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
FKIP
UNIVERSITAS MATARAM
2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, salam sejahtera
untuk kita semua dan
semoga yang Maha Kuasa selalu melimpahkan nikmat kesehatan dan ilmu kepada kita.
Dalam kata pengatar ini, saya selaku penyusun mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan saya kesehatan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada para penulis buku yang saya jadikan referensi dan juga rasa terimakasih tercurah kepada para penulis dalam media sosial yang juga membantu dalam penyusunan makalah ini secara materi dan referensi.
semoga yang Maha Kuasa selalu melimpahkan nikmat kesehatan dan ilmu kepada kita.
Dalam kata pengatar ini, saya selaku penyusun mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan saya kesehatan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada para penulis buku yang saya jadikan referensi dan juga rasa terimakasih tercurah kepada para penulis dalam media sosial yang juga membantu dalam penyusunan makalah ini secara materi dan referensi.
Tentunya
saya juga mengucapkan
terimakasih kepada dosen mata kuliah
Psikologi Sastra yang telah memberikan saya kesempatan untuk lebih
bebas dalam menggali materi dan pemahaman mengenai materi ini.
saya selaku penulis dan penyusun juga tidak
lupa untuk mengucapkan kata maaf jika memang adanya kesalahan dalam penulisan
dan saya sangat mengharapkan
adanya saran dan masukan dari pembaca agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam menulis dan juga dalam pembelajaran psikologi sastra.
Mataram,
30 mei 2018
Uswatun Hasanah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
(Cover)
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………...(2)
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….....(3)
BAB I (PENDAHULUAN)
A.
Latar Belakang …………………………………………………………………………(4)
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………......(4)
BAB II (PEMBAHASAN)
1. Biografi Carl
Gustav Jung…………………………………………...........................(5)
2. Pandangan
Teori Analitik
Jung............................................................................(7)
3. Aplikasi Teori
Analitik.........................................................................................(16)
BAB III (Kesimpulan)...……………………………………………………………………………….....(18)
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Makalah
tentang “Teori Analitik (Carl Gustav Jung)”
ini dilatar belakangi oleh tugas yang diberikan kepada kami selaku
mahasiswa/mahasiswi dalam mata kuliah “Psikologi
Sastra”. Adapun alasan saya mengambil judul
tesebut, karena merupakan satu-satunya pilihan yang harus dibuat menjadi judul
makalah. Selain itu, makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan
dalam mata kuliah ini terutama
mengenai Teori Analitik Carl Gustav Jung,
yang menjelaskan tentang Biografi Carl Gustav Jung, Pandangan Teori Analitik Jung dan Aplikasi Teori Analitik. Hal ini bertujuan agar
kita memahami hal tersebut sehingga kita
mampu mengaitkannya dengan sastra.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana biografi
/ riwayat hidup dari Carl Gustav Jung?
2.
Bagaimana pandangan teori Analitik Carl Gustav
Jung?
3.
Bagaimanakah Aplikasi Teori Analitik?
BAB II
Pembahasan
A. Biografi
Carl
Gustav Jung
Carl Gustav Jung, lahir 26 Juli 1875 di desa Kesswil (dekat
Basel, Swiss) di pinggir danau Konstanz (Bodensee). Ia seorang anak laki-laki
tunggal dari Paul Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preswerk Jung. Dia
lahir di tengah keluarga besar yang cukup berpendidikan. Di antara anggota
keluarga besar Jung senior ada yang jadi pendeta dan mempunyai pemikiran yang
eksentrik.
Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur
6 tahun, dan inilah yang menjadai awal minatnya pada bahasa dan sastra
khususnya sastra kuno. Di samping bahasa-bahasa eropa barat modern, Jung juga
dapat membaca beberapa bahasa kuno, termasuk sangsekerta, bahasa asli kitab
suci umat hindu.
Carl Gustav Jung pada saat remaja
adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan tidak peduli dengan masalah
sekolah, apalagi dia tidak punya semangat bersaing. Kemudian dimasukan di
sekolah asrama Bassel, swis. Di sini ia merasa tertekan karena dicemburui
teman- temanya. Lalu dia mulai sering bolos dan pulang ke rumah dengan alasan
sakit, mulai belajar dalam keadaan perasaan tertekan.
Sebelum Jung memutuskan untuk masuk kedokteran ia belajar
Biologi, zoologi, paleontologi, dan arkeologi. Penyelidikanya dalam bidang
filsafat, mitologi, literatur kristen dari abad- abad pertama, misistisisme,
ghotisisme, dan alkemia diteruskan sepanjang hidupnya, bersamaan dengan
minatnya dalam penelitian- penelitian ilmiah. .
Carl Gustav Jung menjadi asisten dokter pada klinik psikitari di
Burgholzli pada Universitas di Zurich di bawah Eugen Bleuler tahun 1900. Tahun
1902 dia memperoleh gelar dokter dengan desertasinya “Zur Psychologie und
Phatalogy of So-Called Occult Phanomane” (On the Psychology and Pathalogy of So
Called Occult Phenomena). Dalam desertasi ini, dia mengemukakan salah satu dari
konsep dasarnya, yakni keutuhan fundamental dari psike yang merupakan dasar
dari semua gej ala psikis. Sementara mengobservasi keadaan kesurupan seorang
anak muda, Jung yakin bahwa ia dapat melihat usaha-usaha dari satu kepribadian
yang lebih lengkap, dan masih tersembunyi dalam alam ketaksadaran untuk masuk
ke dalam alam kesadaran.
C. G. Jung mengawali kariernya di paris, pada tahun 1902, dengan
menghadiri kuliah pertama kalinya dari Pierre Janet, kemudian ia melanjutkan
pejalananya ke London. Pada tahun 1903, Jung kemudian menikah dengan Emma
Rauschenbach, yang merupakan kawan sekaligus pendampingnya dalam bidang ilmu
sampai kematianya tahun 1955.
Teori kompleks yang isinya mengenai sekelompok psikis, atau
psikis emosional (feeling-toned) yang ditekan, merupakan hasil penyelidikan
eksperimental pertama yang dipimpinya dalam kerja sama dengan Franz Rikin dan
ilmuwan lainya pada tahun 1904, dengan judul “Diagnostische
Assoziationsstudien.” Karya ini menjaidikanya populer dan sebagai jembatan
bertemunya dengan Sigmund Freud tahun 1907 dalam tulisanya mengenai interpretasi
mimpi, Jung mendapat konfirnmasi (pengesahan) atas penyelidikanya sendiri
Bahkan Freud akhirnya menyadari bahwa Jung adalah putra mahkota psikoanalisis
dan pewaris tahtanya.
Akan tetapi Carl Gustav Jung tidak sepenuhnya mematok dan
berpegang pada teori Freud. Hubungan mereka merenggang pada tahun 1909, sewaktu
keduanya pergi ke Amerika. Dalam sebuah pertemuan, keduanya berdebat panjang
tentang mimpi masing-masing, dan Freud mulai membantah analisis Jung dengan
cara yang menurut Jung tidak elegan. Akhirnya dia menyerah dan mengusulkan agar
perdebatan mereka dihentikan, kalau dia tidak ingin ototritasnya hancur. Jung
sangat kecewa dengan kejadian ini.
Sesudah memberi kuliah di Amerika Serikat bersama dengan Freud
tahun 1911, Jung menghentikan kariernya sebagai penerbit dari majalah Jahrbuch
fur psychologische Forscchungen (yearbook For Psychologikal Research) yang
telah didirikan oleh Bleuler dan Freud. Jung juga berhenti sebagai ketua
National Psychoanalytic Society, dimana ia sndiri yang mendirikanya, dan masih
merupakan organisasi profesional Freudian. Jung menjelaskan pandangan-
pandangan baru yang berbeda dari pandangan Freud dalm buku-bukunya yang mungkin
paling terkenal dari semua buku Jung yaitu Symbol nd Wandlungen der libido,
kemudian diterbitkan lagi dengan judul smbol and wandlung (smbol and transformation).
Semakin lama Carl Gustav Jung semakin tertarik untuk mendalami
simbol- simbol mitologis dan simbol-simbol relegious. Pada awal pecah perang
dunia I, mulailah sebuah peristiwa intro speksi yang tergabung dengan
penyelidikan empiris, suatu periode kosong (belum ada puiblikasi) yang berakhir
sampai diterbitkanya Psychologcal Types tahun 1921. Dari karyanya ini, Jung
membedakan diri posisinya dari Freud dan meletakan dasar psikologi analitis.
Pada tahun 1920, Jung pergi ke Tunisia dan Algaraia; dari tahun 1924- 1925.
Pada tahun 1948, Institut C. G. Jung didirikan di Zurich untuk
meneruskan ajaranya dan sebagai pusat latihan dan analis. Karya dilanjutkan di
Inggris oleh “Society of Analytical Psychology” (perkumpulan Psikologi
Analitis), dan di beberapa perkumpulan lain di New York, Sanfrancisco, Los
Engeles dan beberapa negara Eropa.
Perang dunia pertama adalah masa menyakitkan bagi Jung. Akan
tetapi masa ini merupakan batu loncatan baginya untuk melahirkan teori- teori
kepribadian yang tiada duanya di dunia. Setelah perang berakhir, Jung melakukan
perjalanan keberbagai negara, misalnya, ke suku-suku primimitif di Amerika,
Amerika dan India. Dia pensiun pada tahun 1946 dan mulai menarik diri dari
kehidupan umum setelah istrinya meninggal pada tahun 1955. C.G. Jung meninggal
pada tanggal 6 Juni 1961 di Zurich. Semasa
hidup Jung telah menghasilkan berbagai macam karya ilmiah dalam penelitian
psikologinya, ada sekitar dua ratusan karya Jung, baik yang dipublikasikan atau
belum dipublikasikan
B. Pandangan Teori Teori Analitik (Carl Gustav Jung)
1. Pandangan dasar Jung
Sebelum
Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis dan metode
terapinya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama psikoanalitik, dan secara
konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan Freud (Jung, 1913). Dasar –
dasar teori psikoanalitik Jung antar lain :
Ø Teorinya disebut psikoanalitik,
karena mendasarkan ketidaksadaran jiwa, tetapi mempunyai banyak perbedaan
dengan teori Freud.
Ø Jung memandang manusia dengan
menghubungkan teleologi (tujuan) dan kausalitas (sebab – akibat).
Ø Bahwa tingkah laku manusia
ditentukan oleh sejarah individu dan rasnya (kausalitas), dan tujuan – tujuan
dan aspirasi (teleologi). Jadi faktor – faktor masa lalu dan masa yang akan
datang berpengaruh pada tingkah laku manusia.
Ø Bahwa tingkah laku manusia dibimbing
baik oleh masa lalu sebagai aktualitas dan masa yang akan datang sebagai
potensialitas.
Ø Kepribadian manusia dipandang
sebagai prospektif, dalam arti bahwa Jung melihat ke depan ke arah garis
perkembangan sang pribadi di masa depan, dan retrospektif dalam arti dia
mempertahankan masa lampau. Dalam hal ini Jung menyatakan bahwa : “ Orang hidup
dibimbing oleh tujuan – tujuan maupun sebab – sebab”.
Ø Penekanan Jung pada masa depan,
menyebabkan teorinya berbeda dengan teori Freud, yang menekankan pada masa
lampau dan motif – motif atau insting sebagai sebab – sebab utama tingkah laku
manusia. Jung menganggap,
bahwa ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif, pencapaian kearah
kesempurnaan dan kepenuhan serta kerinduan lahir kembali.
Ø Teori kepribadian Jung berbeda
dengan teori – teori lainya karena ia menekankan pada dasar – dasar ras, dan
filogenetik kepribadian.
Ø Dengan dasar – dasar diatas Jung
berpendapat bahwa kepribadian individu adalah produk dan wadah sejarah
leluhurnya.
Ø Jadi, dasar – dasar kepribadian
bersifat arkais, primitif, bawaan, tidak sadar dan mungkin universal.
Lain halnya dengan Freud, yang
menyatakan bahwa : asal – usul kepribadian manusia berasal dari masa kanak –
kanak ; kerangka kepribadian dasar telah terbentuk pada umur lima
tahun. Sedangkan menurut Jung asal – usul kepribadian adalah ras, yang
secara turun – temurun berasal dari leluhur manusia. Bayi lahir di dunia telah
mewarisi kecenderungan – kecenderungan dari leluhurnya, dan kecenderungan –
kecenderungan ini membimbing tingkah lakunya, dan sebagian menentukan apa yang
disadarinya, dan diresponnya di dalam dunia pengalaman ini. Jung menyebutkan
adanya kepribadian kolektif yang di bentuk sebelumya oleh dasar ras dan secara
selektif menjangkau dunia pengalaman dan diubah serta diperkaya oleh pengalaman
– pengalaman yang diterimanya. Jadi, kepribadian individu itu merupakan hasil
daya – daya batin yang mengenai dan dikenai daya – daya dari luar.
2.
Struktur Psyche Menurut Jung
Menurut Jung, psyche
adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah
laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu
sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :.
a.
Conscious/kesadaran
Dalam kesadaran,
terdapat dua struktur, yaitu
Ø Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan
perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir
perasaan identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan
tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh
orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat
ia sadar pada dirinya.
Ø Fungsi Jiwa
a. Perasaan
adalah fungsi evaluasi, ia adalah nilai benda-benda yang bersifat positif
maupun neatif bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia
pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah,
ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.
b. Penginderaan
adalah fungsi perseptual atau fungsi kenyataan. Ia menghasilkan fakta-fakta konkret
atau bentuk representasi dunia.
c. Intuisi
adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang
kesadaran. Orang-orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan
dan ide-ide dalam mencari hakikat kebenaran.
d. Berpikir
melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami
hakikat dunia dan dirinya sendiri.
Pikiran dan
perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian, abstraksi
dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam
semesta. Pendriaan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional karena mereka
didasarkan pada persepsi tentang hal yang konkret,khusus, dan aksidental.
b. Unconscious/ketidak sadaran
Ketidak sadaran
dibedakan menjadi dua yaitu:
Ø
Personal Uncious
Struktur psyche ini
merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari
pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan
dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya
lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit
kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik
namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa.
Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan
ingatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki
inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan
tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap
tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh
ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.
Ø
Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas
ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya
meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga
leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious
terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk
pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini
menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang
dianut oleh generasi terentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan
berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang
dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu
sistem sendiri.
Empat archetype yang
penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah:
a. Persona merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap
tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan
archetypal sendiri.
b. Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis
berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat
kewanitaan / feminine pada laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat
kelelakian / maskulin pada perempuan.
c. Shadow adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang
diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih
rendah kebentuk yang lebih tinggi.
d. Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara
psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua
elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah
self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan
manusia tetapi jarang tercapai.
3.
Tipologi Jung
Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam
kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan
ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling, sensing dan
intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
a.
Introversion-Thinking
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
b.
Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
c.
Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
d.
Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
e.
Introversion-Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
f.
Extraversion-Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
g.
Introversion-Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
h.
Extraversion-Intuiting
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
4. Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian bersifat rentan
terhadap pengaruh-pengaruh dan modifikasi dari luar, ia tidak akan mencapai
keadaan stabil yang sempurna, hanya bisa bersifat stabil relative.
a.
Energi Psikis
Energi
psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai system
biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain, yakni dari
proses metabolic tubuh. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan, namun
terungkap dalam bentuk daya-daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan,
perasaan, perhatian,dan perjuangan adalah contoh-contoh dari daya actual dalam
kepribadian;disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah
contoh daya potensial.
b.
Prinsip Ekuivalensi
Prinsip
ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan unutk menghasilkan suatu
kondisi tertentu, maka jumlah yang akan dikeluarkan itu akan muncul di salah
satu tempat lain dalam sistem.
Prinsip
ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu system,
misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu system yang lain, mungkin
persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang
kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan mengorbankan stuktur lain
dalam kepribadian.
c.
Prinsip Entropi
Prinsip
entropi menyatakan bahwa jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka
panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke benda yang suhunya
leih dingin. Prinsip entropi yang digunakan Jung unutk menerangkan dinamika
kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari
keseimbangan. Misalnya orang yang terlalu ekstrovert terpaksa mengembangkan
bagian introvert dari kodratnya. Kaidah umum dalam psikologi Jungian adalah
setiap perkembangan yang berat sebelah akan menimbulkan konflik, tegangan,
tekanan, sedangkan perkembangan yang seimbang dari semua unsur kepribadian akan
menghasilkan keharmonisan, relaksasi dan kepuasan.
d.
Penggunaan Energi
Seluruh
energi psikis digunakan untuk keperluan kehidupannya, dan untuk pembiakan
spesies. Ini merupakan fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir seperti lapar
dan seks.
5. Perkembangan Kepribadian
Jung yakin
bahwa manusia tetap berkembang atau berusaha berkembang dari tahap perkembangan
yang kurang sempurna ke tahap perkembangan yang lebih sempurna.
a.
Kausalitas versus Teleologi
Menurut
pandangan ini, kepribadian manusia dipahami menurut ke mana ia pergi bukan di
mana ia telah berada. Sebaliknya masa sekarang dapat dijelaskan oleh masa
lampau,peristiwa sekarang adalah hasil akibat atau pengaruh dari keadaan
sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas)
tetapi ditentukan juga oleh masa depan (teleologi).
b.
Sinkronisitas
Prinsip itu
diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, tetapi
peristiwa itu tidak disebabkan oleh peristiwa yang lain. Misalnya orang berpikir
tentang seseorang lalu orang itu muncul, atau orang bermimpi tentang sakit atau
kematian sanak keluarganya, kemudian ia mendengar peristiwa itu terjadi
bersamaan dengan mimipinya itu. Jung menunjuk banyak literature tentang
telepati jiwa, kewaskitaan, dan tipe-tipe lain sebagai bukti prinsip
sinkronisitas.
c.
Hereditas
Bagi Jung
insting alamiah manusia diwariskan oleh para leluhurnya berkali-kali dan telah
melewati berbagai generasi. Potensi yang diwariskan ini memiliki ragam
penglaman yang sama seperti leluhur dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
d.
Tahap-tahap perkembangan
Dalam
tahun-tahun paling awal, libido disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang
diperlukan supaya tetap hidup. Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual
mulai tampak dan mencapai puncakanya selama masa adolesen. Dalam masa muda
seseorang dan awal-awal tahun dewasa, insting kehidupan dasar dan proses vital
meningkat. Orang muda adalah penuh semangat, giat, impulsive, penuh gairah, dan
masih banyak tergantung pada orang lain. Inilah periode kehidupan dimana orang
belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam
kehidupan masyarakat.
Ketika individu mencapai usia akhir
30-an atau awal40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Minat-minat dan
segala sesuatu yang dikejar pada masa muda kehilangan nilainya dan diganti oleh
minat-minat baru yang lebih berbudaya dan kurang biologis. Orang yang berusia
setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang impulsive. Kebijaksanaan dan
kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Nilai-nilai individu
diterapkan dalam kegiatan social, agama, kenegarawan, filosofis. Orang menjadi
lebih spiritual.
C. Aplikasi Teori Analitik
Aktivitas
Energi Psikis, Individuation, dan Transcendent Function
Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir, berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence dan entropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan berubah dan saling berinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitu mempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual dengan melakukan progression, sublimation (energi bergerak maju) , regression dan repression (yang menekan ke ketidak sadaran).
Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir, berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence dan entropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan berubah dan saling berinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitu mempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual dengan melakukan progression, sublimation (energi bergerak maju) , regression dan repression (yang menekan ke ketidak sadaran).
·
Progression adalah
keadaan dimana kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara memuaskan baik
terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang menyebabkan
perkembangan bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu
rintangan, dan karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka
libido akan melakukan regresi, yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke
ketidak sadaran atau dikenal dengan repression. Sedangkan sublimation adalah
transfer energi dari proses yang lebih primitif, instinktif dan rendah
diferensiasinya ke proses yang lebih bersifat kultural, spiritual dan tinggi
diferensiasinya.
·
Individuation adalah
proses untuk mencapai kepribadian yang integral serta sehat, dimana semua
sistem atau aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan
perkembangan yang sepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau
penemuan diri.
·
Transcendent function adalah
kemampuan untuk mempersatukan segala kecenderungan yang saling berlawanan dan
mengolahnya menjadi satu kesatuan yang sempurna dan ideal. Tujuan dari fungsi
ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi serta aktualisasi segala
aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah yang
mendorong manusia mengejar kesempurnaan kepribadian.
BAB III
Kesimpulan
Teori psikoanalitik sebenarnya merupakan teori
psikoanalisis yang dikembangkan ole Carl
Gustav Jung. Namun,
pandangannya memiliki pernedaan-perbedaan dengan psikoanalisis yag dikembangkan oleh Freud.
Carl Gustav Jung lahir 26 Juli 1875 di
desa Kesswil (dekat Basel, Swiss) di pinggir danau Konstanz (Bodensee). Ia
seorang anak laki-laki tunggal dari Paul Jung, seorang
pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preswerk Jung. Dia lahir di tengah
keluarga besar yang cukup berpendidikan. Sebelum Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis
dan metode terapinya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama psikoanalitik,
dan secara konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan Freud (Jung,
1913). Struktur psyche menurut Jung ada
dua yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Yang dimana dalam kesadaran ini terdapat ego,
sedangkan dalam ketidaksadaran ini, dibedakan menjadi dua yaitu personal Unconscious dan Unconscious.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar