Minggu, 03 Juni 2018

makalah tentang psikoanalitik Carl Gustav Jung


MAKALAH PSIKOLOGI SASTRA
Tentang
Teori Analitik (Carl Gustav Jung)




Disusun oleh:
Uswatun Hasanah
(E1C016097)





Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
FKIP
UNIVERSITAS MATARAM
2017/2018
KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua dan
semoga yang Maha Kuasa selalu melimpahkan nikmat kesehatan dan ilmu kepada kita.
Dalam kata pengatar ini,
saya selaku penyusun mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan saya kesehatan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada para penulis buku yang saya jadikan referensi dan juga rasa terimakasih tercurah kepada para penulis dalam media sosial yang juga membantu dalam penyusunan makalah ini secara materi dan referensi.
Tentunya saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Psikologi Sastra yang telah memberikan saya kesempatan untuk lebih bebas dalam menggali materi dan pemahaman mengenai materi ini.
saya selaku penulis dan penyusun juga tidak lupa untuk mengucapkan kata maaf jika memang adanya kesalahan dalam penulisan dan saya sangat mengharapkan adanya saran dan masukan dari pembaca agar dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis dan juga dalam pembelajaran psikologi sastra.
        




Mataram, 30 mei 2018



Uswatun Hasanah
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL   (Cover)
KATA PENGANTAR   ………………………………………………………………………...(2)
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….....(3)
BAB I (PENDAHULUAN)
A.     Latar Belakang …………………………………………………………………………(4)
B.     Rumusan Masalah …………………………………………………………………......(4)

BAB II (PEMBAHASAN)
1.      Biografi Carl Gustav Jung…………………………………………...........................(5)
2.      Pandangan Teori Analitik Jung............................................................................(7)
3.      Aplikasi Teori Analitik.........................................................................................(16)
BAB III (Kesimpulan)...……………………………………………………………………………….....(18)

 DAFTAR PUSTAKA






BAB I
Pendahuluan

A.                 Latar Belakang
          Makalah tentang “Teori Analitik (Carl Gustav Jung)” ini dilatar belakangi oleh tugas yang diberikan kepada kami selaku mahasiswa/mahasiswi dalam mata kuliah “Psikologi Sastra”. Adapun alasan saya mengambil judul tesebut, karena merupakan satu-satunya pilihan yang harus dibuat menjadi judul makalah. Selain itu, makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mata kuliah ini terutama mengenai Teori Analitik Carl Gustav Jung, yang menjelaskan tentang Biografi Carl Gustav Jung, Pandangan Teori Analitik Jung dan Aplikasi Teori Analitik. Hal ini bertujuan agar kita memahami hal tersebut sehingga kita mampu mengaitkannya dengan sastra.
         
B.                 Rumusan Masalah
1.    Bagaimana biografi / riwayat hidup dari Carl Gustav Jung?
2.    Bagaimana pandangan teori Analitik Carl Gustav Jung?
3.    Bagaimanakah Aplikasi Teori Analitik?






BAB II
Pembahasan
A.  Biografi Carl Gustav Jung


            Carl Gustav Jung, lahir 26 Juli 1875 di desa Kesswil (dekat Basel, Swiss) di pinggir danau Konstanz (Bodensee). Ia seorang anak laki-laki tunggal dari Paul Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preswerk Jung. Dia lahir di tengah keluarga besar yang cukup berpendidikan. Di antara anggota keluarga besar Jung senior ada yang jadi pendeta dan mempunyai pemikiran yang eksentrik.
            Jung senior mulai mengajari Jung bahasa latin ketika dia berumur 6 tahun, dan inilah yang menjadai awal minatnya pada bahasa dan sastra khususnya sastra kuno. Di samping bahasa-bahasa eropa barat modern, Jung juga dapat membaca beberapa bahasa kuno, termasuk sangsekerta, bahasa asli kitab suci umat hindu.
            Carl Gustav Jung pada saat remaja adalah seorang yang penyendiri, tertutup dan tidak peduli dengan masalah sekolah, apalagi dia tidak punya semangat bersaing. Kemudian dimasukan di sekolah asrama Bassel, swis. Di sini ia merasa tertekan karena dicemburui teman- temanya. Lalu dia mulai sering bolos dan pulang ke rumah dengan alasan sakit, mulai belajar dalam keadaan perasaan tertekan.
            Sebelum Jung memutuskan untuk masuk kedokteran ia belajar Biologi, zoologi, paleontologi, dan arkeologi. Penyelidikanya dalam bidang filsafat, mitologi, literatur kristen dari abad- abad pertama, misistisisme, ghotisisme, dan alkemia diteruskan sepanjang hidupnya, bersamaan dengan minatnya dalam penelitian- penelitian ilmiah.             .
            Carl Gustav Jung menjadi asisten dokter pada klinik psikitari di Burgholzli pada Universitas di Zurich di bawah Eugen Bleuler tahun 1900. Tahun 1902 dia memperoleh gelar dokter dengan desertasinya “Zur Psychologie und Phatalogy of So-Called Occult Phanomane” (On the Psychology and Pathalogy of So Called Occult Phenomena). Dalam desertasi ini, dia mengemukakan salah satu dari konsep dasarnya, yakni keutuhan fundamental dari psike yang merupakan dasar dari semua gej ala psikis. Sementara mengobservasi keadaan kesurupan seorang anak muda, Jung yakin bahwa ia dapat melihat usaha-usaha dari satu kepribadian yang lebih lengkap, dan masih tersembunyi dalam alam ketaksadaran untuk masuk ke dalam alam kesadaran.
C. G. Jung mengawali kariernya di paris, pada tahun 1902, dengan menghadiri kuliah pertama kalinya dari Pierre Janet, kemudian ia melanjutkan pejalananya ke London. Pada tahun 1903, Jung kemudian menikah dengan Emma Rauschenbach, yang merupakan kawan sekaligus pendampingnya dalam bidang ilmu sampai kematianya tahun 1955.
            Teori kompleks yang isinya mengenai sekelompok psikis, atau psikis emosional (feeling-toned) yang ditekan, merupakan hasil penyelidikan eksperimental pertama yang dipimpinya dalam kerja sama dengan Franz Rikin dan ilmuwan lainya pada tahun 1904, dengan judul “Diagnostische Assoziationsstudien.” Karya ini menjaidikanya populer dan sebagai jembatan bertemunya dengan Sigmund Freud tahun 1907 dalam tulisanya mengenai interpretasi mimpi, Jung mendapat konfirnmasi (pengesahan) atas penyelidikanya sendiri Bahkan Freud akhirnya menyadari bahwa Jung adalah putra mahkota psikoanalisis dan pewaris tahtanya.
            Akan tetapi Carl Gustav Jung tidak sepenuhnya mematok dan berpegang pada teori Freud. Hubungan mereka merenggang pada tahun 1909, sewaktu keduanya pergi ke Amerika. Dalam sebuah pertemuan, keduanya berdebat panjang tentang mimpi masing-masing, dan Freud mulai membantah analisis Jung dengan cara yang menurut Jung tidak elegan. Akhirnya dia menyerah dan mengusulkan agar perdebatan mereka dihentikan, kalau dia tidak ingin ototritasnya hancur. Jung sangat kecewa dengan kejadian ini.
            Sesudah memberi kuliah di Amerika Serikat bersama dengan Freud tahun 1911, Jung menghentikan kariernya sebagai penerbit dari majalah Jahrbuch fur psychologische Forscchungen (yearbook For Psychologikal Research) yang telah didirikan oleh Bleuler dan Freud. Jung juga berhenti sebagai ketua National Psychoanalytic Society, dimana ia sndiri yang mendirikanya, dan masih merupakan organisasi profesional Freudian. Jung menjelaskan pandangan- pandangan baru yang berbeda dari pandangan Freud dalm buku-bukunya yang mungkin paling terkenal dari semua buku Jung yaitu Symbol nd Wandlungen der libido, kemudian diterbitkan lagi dengan judul smbol and wandlung (smbol and transformation).
            Semakin lama Carl Gustav Jung semakin tertarik untuk mendalami simbol- simbol mitologis dan simbol-simbol relegious. Pada awal pecah perang dunia I, mulailah sebuah peristiwa intro speksi yang tergabung dengan penyelidikan empiris, suatu periode kosong (belum ada puiblikasi) yang berakhir sampai diterbitkanya Psychologcal Types tahun 1921. Dari karyanya ini, Jung membedakan diri posisinya dari Freud dan meletakan dasar psikologi analitis. Pada tahun 1920, Jung pergi ke Tunisia dan Algaraia; dari tahun 1924- 1925.
            Pada tahun 1948, Institut C. G. Jung didirikan di Zurich untuk meneruskan ajaranya dan sebagai pusat latihan dan analis. Karya dilanjutkan di Inggris oleh “Society of Analytical Psychology” (perkumpulan Psikologi Analitis), dan di beberapa perkumpulan lain di New York, Sanfrancisco, Los Engeles dan beberapa negara Eropa.
Perang dunia pertama adalah masa menyakitkan bagi Jung. Akan tetapi masa ini merupakan batu loncatan baginya untuk melahirkan teori- teori kepribadian yang tiada duanya di dunia. Setelah perang berakhir, Jung melakukan perjalanan keberbagai negara, misalnya, ke suku-suku primimitif di Amerika, Amerika dan India. Dia pensiun pada tahun 1946 dan mulai menarik diri dari kehidupan umum setelah istrinya meninggal pada tahun 1955. C.G. Jung meninggal pada tanggal 6 Juni 1961 di Zurich. Semasa hidup Jung telah menghasilkan berbagai macam karya ilmiah dalam penelitian psikologinya, ada sekitar dua ratusan karya Jung, baik yang dipublikasikan atau belum dipublikasikan
B.  Pandangan Teori Teori Analitik (Carl Gustav Jung)
1.    Pandangan dasar  Jung
       Sebelum Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis dan metode terapinya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama psikoanalitik, dan secara konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan Freud (Jung, 1913). Dasar – dasar teori psikoanalitik Jung antar lain :
Ø  Teorinya disebut psikoanalitik, karena mendasarkan ketidaksadaran jiwa, tetapi mempunyai banyak perbedaan dengan teori Freud.
Ø  Jung memandang manusia dengan menghubungkan teleologi (tujuan) dan kausalitas (sebab – akibat).
Ø  Bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh sejarah individu dan rasnya (kausalitas), dan tujuan – tujuan dan aspirasi (teleologi). Jadi faktor – faktor masa lalu dan masa yang akan datang berpengaruh pada tingkah laku manusia.
Ø  Bahwa tingkah laku manusia dibimbing baik oleh masa lalu sebagai aktualitas dan masa yang akan datang sebagai potensialitas.
Ø  Kepribadian manusia dipandang sebagai prospektif, dalam arti bahwa Jung melihat ke depan ke arah garis perkembangan sang pribadi di masa depan, dan retrospektif dalam arti dia mempertahankan masa lampau. Dalam hal ini Jung menyatakan bahwa : “ Orang hidup dibimbing oleh tujuan – tujuan maupun sebab – sebab”.
Ø  Penekanan Jung pada masa depan, menyebabkan teorinya berbeda dengan teori Freud, yang menekankan pada masa lampau dan motif – motif atau insting sebagai sebab – sebab utama tingkah laku manusia. Jung menganggap, bahwa ada perkembangan yang konstan dan seringkali kreatif, pencapaian kearah kesempurnaan dan kepenuhan serta kerinduan lahir kembali.
Ø  Teori kepribadian Jung berbeda dengan teori – teori lainya karena ia menekankan pada dasar – dasar ras, dan filogenetik kepribadian.
Ø  Dengan dasar – dasar diatas Jung berpendapat bahwa kepribadian individu adalah produk dan wadah sejarah leluhurnya.
Ø  Jadi, dasar – dasar kepribadian bersifat arkais, primitif, bawaan, tidak sadar dan mungkin universal.
      Lain halnya dengan Freud, yang menyatakan bahwa : asal – usul kepribadian manusia berasal dari masa kanak – kanak ; kerangka kepribadian  dasar telah terbentuk pada umur lima tahun.  Sedangkan menurut Jung asal – usul kepribadian adalah ras, yang secara turun – temurun berasal dari leluhur manusia. Bayi lahir di dunia telah mewarisi kecenderungan – kecenderungan dari leluhurnya, dan kecenderungan – kecenderungan ini membimbing tingkah lakunya, dan sebagian menentukan apa yang disadarinya, dan diresponnya di dalam dunia pengalaman ini. Jung menyebutkan adanya kepribadian kolektif yang di bentuk sebelumya oleh dasar ras dan secara selektif menjangkau dunia pengalaman dan diubah serta diperkaya oleh pengalaman – pengalaman yang diterimanya. Jadi, kepribadian individu itu merupakan hasil daya – daya batin yang mengenai dan dikenai daya – daya dari luar. 
2.    Struktur Psyche Menurut Jung
       Menurut Jung, psyche adalah kesatuan yang di dalamnya terdapat semua pikiran, perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Struktur psyche menurut Jung terdiri dari :.
a.    Conscious/kesadaran
Dalam kesadaran, terdapat dua struktur, yaitu
Ø Ego
Ego merupakan jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran dan perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious Dari ego lahir perasaan identitas dan kontinyuitas seseorang. Ego seseorang adalah gugusan tingkah laku yang umumnya dimiliki dan ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat. Ego merupakan bagian manusia yang membuat ia sadar pada dirinya.
Ø Fungsi Jiwa
a.     Perasaan adalah fungsi evaluasi, ia adalah nilai benda-benda yang bersifat positif maupun neatif bagi subjek. Fungsi perasaan memberikan kepada manusia pengalaman-pengalaman subjektifnya tentang kenikmatan dan rasa sakit, amarah, ketakutan, kesedihan, kegembiraan dan cinta.
b.     Penginderaan adalah fungsi perseptual atau fungsi kenyataan. Ia menghasilkan fakta-fakta konkret atau bentuk representasi dunia.
c.     Intuisi adalah persepsi melalui proses-proses tak sadar dan isi di bawah ambang kesadaran. Orang-orang yang intuitif melampaui fakta-fakta, perasaan-perasaan dan ide-ide dalam mencari hakikat kebenaran.
d.     Berpikir melibatkan ide-ide dan intelek. Dengan berpikir manusia berusaha memahami hakikat dunia dan dirinya sendiri.
          Pikiran dan perasaan disebut fungsi rasio karena mereka memakai akal, penilaian, abstraksi dan generalisasi. Mereka memungkinkan manusia menemukan hukum-hukum dalam alam semesta. Pendriaan dan intuisi dipandang sebagai fungsi irasional karena mereka didasarkan pada persepsi tentang hal yang konkret,khusus, dan aksidental.
b.    Unconscious/ketidak sadaran
Ketidak sadaran dibedakan menjadi dua yaitu:
Ø Personal Uncious
Struktur psyche ini merupakan wilayah yang berdekatan dengan ego. Terdiri dari pengalaman-pengalaman yang pernah disadari tetapi dilupakan dan diabaikan dengan cara repression atau suppression. Pengalaman-pengalaman yang kesannya lemah juga disimpan kedalam personal unconscious. Penekanan kenangan pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri secara mekanik namun bisa juga karena desakan dari pihak luar yang kuat dan lebih berkuasa. Kompleks adalah kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran dan ingatan-ingatan yang ada dalam personal unconscious. Setiap kompleks memilki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, semakin kuat daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide, perasaan dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.

Ø Collective Unconscious
Merupakan gudang bekas ingatan yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi terentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Beberapa archetype yang dominan seakan terpisah dari kumpulan archetype lainnya dan membentuk satu sistem sendiri.
Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadian seseorang adalah:
a.       Persona merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri.
b.      Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan / feminine pada laki-laki, sedangkan Animus adalah archetype sifat kelelakian / maskulin pada perempuan.
c.       Shadow adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.
d.      Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.
3.    Tipologi Jung
       Menurut teori psikoanalisa dari Jung ada dua aspek penting dalam kepribadian yaitu sikap dan fungsi. Sikap terdiri dari introvert dan ekstrovert, sedangkan fungsi terdiri dari thinking, feeling, sensing dan intuiting. Dari kedelapan hal ini maka diperoleh tipologi Jung, yaitu :
a.       Introversion-Thinking
Orang dengan sikap yang introvert dan fungsi thinking yang dominan biasanya tidak memiliki emosi dan tidak ramah serta kurang bisa bergaul. Hal ini terjadi karena mereka memiliki kecenderungan untuk memperhatikan nilai abstrak dibandingkan orang-orang dan lingkungan sekitarnya. Mereka lebih mengejar dan memperhatikan pemikirannya tanpa memperdulikan apakah ide mereka diterima oleh orang lain atau tidak. Mereka biasanya keras kepala, sombong dan berpendirian. Contoh dari orang dengan kepribadian seperti ini adalah philosophers.
b.      Extraversion-Thinking
Contoh orang dengan sikap extrovert dan fungsi thinking yang dominan adalah ilmuwan dan peneliti. Mereka memiliki kecenderungan untuk muncul seorang diri, dingin dan sombong. Seperti pada tipe pertama, mereka juga me-repress fungsi feeling. Kenyataan yang obyektif merupakan aturan untuk mereka dan mereka menginginkan orang lain juga berpikir hal yang sama.
c.       Introversion-Feeling
Orang dengan introversion-feeling berpengalaman dalam emosi yang kuat, tapi mereka menutupinya. Contoh orang dengan sikap introvert dan fungsi feeling yang dominan adalah seniman dan penulis, dimana mereka mengekspresikan perasaannya hanya dalam bentuk seni. Mereka mungkin menampilkan keselarasan didalam dirinya dan self-efficacy, namun perasaan mereka dapat meledak dengan tiba-tiba.
d.      Extraversion-Feeling
Pada orang dengan sikap extraversion dan fungsi feeling yang dominan perasaan dapat berubah sebanyak situasi yang berubah. Kebanyakan dari mereka adalah aktor. Mereka cenderung untuk emosional dan moody tapi terkadang sikap sosialnya dapat muncul.
e.       Introversion-Sensation
Orang ini cenderung tenggelam dalam sensasi fisik mereka dan untuk mencari hal yang tidak menarik dari dunia sebagai perbandingan. Biasanya mereka adalah orang-orang yang tenang, kalem, self-controlled, tapi mereka juga membosankan dan kurang bisa berkomunikasi.
f.        Extraversion-Sensation
Orang dengan tipe ini biasanya adalah businessman. Mereka biasanya realistik, praktis, dan pekerja keras. Mereka menikmati apa yang dapat mereka indrai dari dunia ini, menikmati cinta dan mencari kegairahan. Mereka mudah dipengaruhi oleh peraturan dan mudah ketagihan pada berbagai hal.
g.       Introversion-Intiuting
Pemimipi, peramal, dan orang aneh biasanya adalah orang dengan sikap introvert dan fungsi intuitif yang dominan. Mereka terisolasi dalam gambaran-gambaran primitif yang artinya tidak selalu mereka ketahui namun selalu muncul dalam pikiran mereka. Mereka memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain, tidak praktis namun memiliki intuisi yang sangat tajam dibandingkan orang lain.
h.       Extraversion-Intuiting
Penemu dan pengusaha biasanya memiliki sikap extravert dan fungsi intuitif yang dominan, mereka adalah orang-orang yang selalu mencari sesuatu yang baru. Mereka sangat baik dalam mempromosikan hal-hal yang baru. Namun mereka tidak dapat bertahan pada satu ide, pekerjaan maupun lingkungan karena sesuatu yang baru merupakan tujuan hidup mereka.
4.    Dinamika Kepribadian
       Dinamika kepribadian bersifat rentan terhadap pengaruh-pengaruh dan modifikasi dari luar, ia tidak akan mencapai keadaan stabil yang sempurna, hanya bisa bersifat stabil relative.
a.       Energi Psikis
Energi psikis merupakan manifestasi kehidupan, yakni energi organisme sebagai system biologis. Energi psikis lahir seperti semua energi vital lain, yakni dari proses metabolic tubuh. Energi psikis tidak dapat diukur atau dirasakan, namun terungkap dalam bentuk daya-daya actual atau potensial. Keinginan, kemauan, perasaan, perhatian,dan perjuangan adalah contoh-contoh dari daya actual dalam kepribadian;disposisi, bakat, kecenderungan, kehendak hati, dan sikap adalah contoh daya potensial.
b.      Prinsip Ekuivalensi
Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan unutk menghasilkan suatu kondisi tertentu, maka jumlah yang akan dikeluarkan itu akan muncul di salah satu tempat lain dalam sistem.
Prinsip ekuivalensi menyatakan bahwa jika energi dikeluarkan dari salah satu system, misalnya ego, maka energi itu akan muncul pada suatu system yang lain, mungkin persona. Atau jika makin banyak nilai direpresikan ke dalam sisi bayang-bayang kepribadian, maka nilai itu akan tumbuh kuat dengan mengorbankan stuktur lain dalam kepribadian.
c.       Prinsip Entropi
Prinsip entropi menyatakan bahwa jika dua benda yang berbeda suhunya bersentuhan maka panas akan mengalir dari benda yang suhunya lebih panas ke benda yang suhunya leih dingin. Prinsip entropi yang digunakan Jung unutk menerangkan dinamika kepribadian menyatakan bahwa distribusi energi dalam psikhe mencari keseimbangan. Misalnya orang yang terlalu ekstrovert terpaksa mengembangkan bagian introvert dari kodratnya. Kaidah umum dalam psikologi Jungian adalah setiap perkembangan yang berat sebelah akan menimbulkan konflik, tegangan, tekanan, sedangkan perkembangan yang seimbang dari semua unsur kepribadian akan menghasilkan keharmonisan, relaksasi dan kepuasan.
d.      Penggunaan Energi
Seluruh energi psikis digunakan untuk keperluan kehidupannya, dan untuk pembiakan spesies. Ini merupakan fungsi instingtif yang dibawa sejak lahir seperti lapar dan seks.
5.    Perkembangan Kepribadian
            Jung yakin bahwa manusia tetap berkembang atau berusaha berkembang dari tahap perkembangan yang kurang sempurna ke tahap perkembangan yang lebih sempurna.
a.    Kausalitas versus Teleologi
Menurut pandangan ini, kepribadian manusia dipahami menurut ke mana ia pergi bukan di mana ia telah berada. Sebaliknya masa sekarang dapat dijelaskan oleh masa lampau,peristiwa sekarang adalah hasil akibat atau pengaruh dari keadaan sebelumnya. Masa sekarang tidak hanya ditentukan oleh masa lampau (kausalitas) tetapi ditentukan juga oleh masa depan (teleologi).
b.    Sinkronisitas
Prinsip itu diterapkan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat yang sama, tetapi peristiwa itu tidak disebabkan oleh peristiwa yang lain. Misalnya orang berpikir tentang seseorang lalu orang itu muncul, atau orang bermimpi tentang sakit atau kematian sanak keluarganya, kemudian ia mendengar peristiwa itu terjadi bersamaan dengan mimipinya itu. Jung menunjuk banyak literature tentang telepati jiwa, kewaskitaan, dan tipe-tipe lain sebagai bukti prinsip sinkronisitas.
c.    Hereditas
Bagi Jung insting alamiah manusia diwariskan oleh para leluhurnya berkali-kali dan telah melewati berbagai generasi. Potensi yang diwariskan ini memiliki ragam penglaman yang sama seperti leluhur dalam bentuk arkhetipe-arkhetipe.
d.    Tahap-tahap perkembangan
Dalam tahun-tahun paling awal, libido disalurkan dalam kegiatan-kegiatan yang diperlukan supaya tetap hidup. Sebelum usia lima tahun, nilai-nilai seksual mulai tampak dan mencapai puncakanya selama masa adolesen. Dalam masa muda seseorang dan awal-awal tahun dewasa, insting kehidupan dasar dan proses vital meningkat. Orang muda adalah penuh semangat, giat, impulsive, penuh gairah, dan masih banyak tergantung pada orang lain. Inilah periode kehidupan dimana orang belajar bekerja, kawin dan mempunyai anak-anak dan menjadi mapan dalam kehidupan masyarakat.
Ketika individu mencapai usia akhir 30-an atau awal40-an terjadi perubahan nilai yang radikal. Minat-minat dan segala sesuatu yang dikejar pada masa muda kehilangan nilainya dan diganti oleh minat-minat baru yang lebih berbudaya dan kurang biologis. Orang yang berusia setengah baya menjadi lebih introvert dan kurang impulsive. Kebijaksanaan dan kecerdasan menggantikan gairah fisik dan kejiwaan. Nilai-nilai individu diterapkan dalam kegiatan social, agama, kenegarawan, filosofis. Orang menjadi lebih spiritual.
C.  Aplikasi Teori Analitik

            Aktivitas Energi Psikis, Individuation, dan Transcendent Function
Energi psikis muncul dari pengalaman individual dan merupakan energi untuk berpikir, berkeinginan, memelihara, dan berjuang. Energi psikis mengikuti hukum equivalence dan entropy dari hukum thermodinamika. Dimana jumlah energi tidak akan berubah dan saling berinteraksi agar mencapai keseimbangan. Energi psikis melakukan dua tujuan hidup yaitu mempertahankan diri dan mengembangkan budaya dan aktivitas spiritual dengan melakukan progression, sublimation (energi bergerak maju) , regression dan repression (yang menekan ke ketidak sadaran).
·        Progression adalah keadaan dimana kesadaran/ ego dapat menyesuaikan diri secara memuaskan baik terhadap tuntutan dunia luar maupun kebutuhan ketidak sadaran, yang menyebabkan perkembangan bergerak maju. Apabila gerak maju ini terganggu oleh suatu rintangan, dan karenanya libido tercegah untuk digunakan secara maju maka libido akan melakukan regresi, yaitu kembali ketahap sebelumnya atau masuk ke ketidak sadaran atau dikenal dengan repression. Sedangkan sublimation adalah transfer energi dari proses yang lebih primitif, instinktif dan rendah diferensiasinya ke proses yang lebih bersifat kultural, spiritual dan tinggi diferensiasinya.
·        Individuation adalah proses untuk mencapai kepribadian yang integral serta sehat, dimana semua sistem atau aspek kepribadian harus mencapai taraf diferensiasi dan perkembangan yang sepenuh-penuhnya, disebut juga proses pembentukan diri, atau penemuan diri.
·        Transcendent function adalah kemampuan untuk mempersatukan segala kecenderungan yang saling berlawanan dan mengolahnya menjadi satu kesatuan yang sempurna dan ideal. Tujuan dari fungsi ini adalah menjelmakan manusia sempurna, realisasi serta aktualisasi segala aspek-aspek yang tersembunyi dalam ketidak sadaran. Fungsi inilah yang mendorong manusia mengejar kesempurnaan kepribadian.














BAB III
Kesimpulan

Teori psikoanalitik sebenarnya merupakan teori psikoanalisis yang dikembangkan ole Carl Gustav Jung. Namun, pandangannya memiliki pernedaan-perbedaan dengan psikoanalisis yag dikembangkan oleh Freud. Carl Gustav Jung lahir 26 Juli 1875 di desa Kesswil (dekat Basel, Swiss) di pinggir danau Konstanz (Bodensee). Ia seorang anak laki-laki tunggal dari Paul Jung, seorang pendeta desa dan ibunya bernama Emilie Preswerk Jung. Dia lahir di tengah keluarga besar yang cukup berpendidikan. Sebelum Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis dan metode terapinya sendiri yang kemudian terkenal dengan nama psikoanalitik, dan secara konsisten dikembangkannya selama ia bersatu dengan Freud (Jung, 1913). Struktur psyche menurut Jung ada dua yaitu kesadaran dan ketidaksadaran. Yang dimana dalam kesadaran ini terdapat ego, sedangkan dalam ketidaksadaran ini, dibedakan menjadi dua yaitu personal Unconscious dan Unconscious.








DAFTAR PUSTAKA


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah tentang psikoanalitik Carl Gustav Jung

MAKALAH PSIKOLOGI SASTRA Tentang Teori Analitik (Carl Gustav Jung) ...