Minggu, 03 Juni 2018

makalah tentang psikologi gestalt


MAKALAH PSIKOLOGI SASTRA
Tentang
Psikologi Gestalt





Disusun oleh:
Uswatun Hasanah
(E1C016097)






Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
FKIP
UNIVERSITAS MATARAM
2017/2018
KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, salam sejahtera untuk kita semua dan semoga yang Maha Kuasa selalu melimpahkan nikmat kesehatan dan ilmu kepada kita.
            Dalam kata pengatar ini, saya selaku penyusun mengucapkan rasa syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan saya kesehatan, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada para penulis buku serta para penulis dalam media sosial yang juga membantu dalam penyusunan makalah ini secara materi dan referensi.
            Tentunya saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Psikologi Sastra yang telah memberikan saya kesempatan untuk lebih bebas dalam menggali materi dan pemahaman mengenai materi ini.
saya selaku penulis dan penyusun juga tidak lupa untuk mengucapkan kata maaf jika memang adanya kesalahan dalam penulisan dan saya sangat mengharapkan adanya saran dan masukan dari pembaca agar dapat meningkatkan kemampuan dalam menulis dan juga dalam pembelajaran psikologi sastra.
        




Mataram, 20 Mei 2018


Uswatun Hasanah


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL   (Cover)
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………....(2)
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….......(3)
BAB I (PENDAHULUAN)
A.     Latar Belakang …………………………………………………………………..(4)
B.     Rumusan Masalah ………………………………………………………….........(4)

BAB II (PEMBAHASAN)
A.     Pengertian Psikologi Gestalt.......…………………………………………...........(5)
B.     Sejarah Serta Penjelasan Singkat Mengenai Psikologi Gestalt.........................(5)
C.     Tokoh-Tokoh dalam Psikologi Gestalt.................................................................(7)
D.    Perinsip-Perinsip dan Asumsi Gestalt..................................................................(8)
E.     Aplikasi dan Implikasi Teori Gestalt....................................................................(9)
BAB III (Kesimpulan)...……………………………………………………………………..........(11)

 DAFTAR PUSTAKA







BAB I
Pendahuluan

A.                 Latar Belakang
          Makalah tentang “Psikologi Gestalt” ini dilatar belakangi oleh tugas yang diberikan kepada kami selaku mahasiswa/mahasiswi dalam mata kuliah “Psikologi Sastra”. Adapun alasan kami mengambil judul tesebut, karena merupakan satu-satunya pilihan yang harus dibuat menjadi judul makalah. Selain itu, makalah ini disusun untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam mata kuliah psikologi sastra terutama mengenai Psikologi Gestalt, yang menjelaskan tentang pengertian psikologi Gestalt, sejarah serta penjelasan singkat mengenai psikologi Gestalt, tokoh-tokoh psikologi Gestalt, perinsip-perinsip dan asumsi psikologi Gestalt, serta aplikasi dan implikasi psikologi Gestalt. Hal ini bertujuan agar kita memahami hal tersebut sehingga kita mampu mengaitkannya dengan sastra.
         
B.                 Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari psikologi Gestalt?
2.    Bagaimana sejarah dan pandangan psikologi Gestalt ?
3.    Siapakah tokoh-tokoh dalam psikologi Gestalt?
4.    Bagaimanakah prinsip-prinsip serta asumsi dari psikologi Gestalt?
5.    Bagaimanakah aplikasi dan implikasi teori Gestalt?





BAB II
Pembahasan
A.  Pengertian Psikologi Gestalt
            Gestal adalah kata yang berasal dari bahasa Jerman yang berarti pola, configuration atau bentuk yang utuh artinya keseluruhan lebih berarti daripada bagian-bagian. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa objek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan.
            Teori psikologi Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Hal yang menjadi fokus dalam teori psikologi Gestalt adalah pengurangan dari usaha membagi sensasi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil dan berdiri sendiri-sendiri menjadi sebuah kesatuan yang utuh.
B.  Sejarah Serta Penjelasan Singkat Mengenai Psikologi Gestalt
            Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah, sebab bentuk kesatuannya juga hilang. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt Koffka, Max Wertheimer and Wolfgang Kohler. Mereka menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh.
            Psikologi gestalt adalah gerakan jerman yang secara langsung menantang psikologi strukturalisme Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi aksi dari Brentano, Stumpf dan akademi Wurzburg di jerman, yang berupaya mengembangkan alternatif bagi model psikologi yang diajukan oleh model ilmu pengetahuan alam reduksionistik dan analitik dari Wundt.
            Gerakan gestalt lebih konsisten dengan tema utama dalam filsafat jerman yakni aktivitas mental dari pada sistem Wundt. Psikologi gestalt didasari oleh pemikiran Kant tentang teori nativistik yang mengatakan bahwa organisasi aktivitas mental membuat individu berinteraksi dengan lingkungannya melalui cara-cara yang khas. Sehingga tujuan psikologi gestalt adalah menyelidiki organisasi aktivitas mental dan mengetahui secara tepat karakteristik interaksi manusia-lingkungan. Hingga pada tahun 1930, gerakan gestalt telah berhasil menggantikan model wundtian dalam psikologi Jerman. Namun, keberhasilan gerakan tersebut tidak berlangsung lama kerena munculnya hitlerisme. Sehingga para pemimpin gerakan tersebut hijrah ke Amerika.
            Psikologi gestalt diawali dan dikembangakan melalui tulisan-tulisan tiga tokoh penting, yaitu Max Wertheimer, Wolfgang Kohler dan Kurt Koffka. Ketiganya dididik dalam atmosfer intelektual yang menggairahkan pada awal abad 20 di Jerman, dan ketiganya melarikan diri dari kejaran nazi dan bermigrasi ke Amerika. Tetapi di Amerika psikologi gestalt tidak memperoleh dominasi seperti di Jerman. Hal ini dikarenakan psikologi Amerika telah berkembang melalui periode fungsionalisme dan pada tahun 1930-an didominasi oleh behaviorisme. Oleh karena itu, kerangka psikologi gestalt tidak sejalan dengan perkembangan-perkembangan di Amerika.
            Jiwa manusia, menurut aliran ini, adalah suatu keseluruhan yang berstruktur atau merupakan suatu sistem, bukan hanya terdiri atas sejumlah bagian atau unsur yang satu sama lain terpisah, yang tidak mempunyai hubungan fungsional. Manusia adalah individu yang merupakan berbentuk jasmani – rohani. Sebagai individu, manusia itu bereaksi, atau lebih tepatnya berinteraksi, dengan dunia luar, dengan kepribadiannya, dan dengan cara yang unik pula. Sebagai pribadi, manusia tidak secara langsung bereaksi terhadap suatu perangsang, dan tidak pula reaksinya itu dilakukan secara trial and error seperti dikatakan oleh penganut teori conditoning. Interaksi manusia terhadap dunia luar bergantung pada cara ia menerima stimulus dan bagaimana serta apa motif – motif yang ada padanya. Manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan. Ia bebas memilih cara begaimana ia berinteraksi; stimulus mana yang diterimanya dan mana yang ditolaknya.

C.  Tokoh Tokoh Psikologi Gestalt
            Teori ini sebenarnya dibangun oleh tiga orang, yaitu: Kurt Koffka, Max Wertheimer, dan Wolfgang Kohler. Namun, yang dibahas di makalah ini yaitu hanya dua orang sbb:
1.    Max Wertheimer (1880-1943)
       Max Wertheimer belajar pada Kuelpe. Ia adalah seorang tokoh aliran Wuerzburg. Bersama-sama dengan Wolfgang Koehler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1887-1941) melakukan eksperimen yang akhirnya menelurkan ide Gestalt. Tahun 1910 ia mengajar di Univeristy of Frankfurt bersama-sama dengan Koehler dan Koffka yang saat itu sudah menjadi asisten di sana.
       Konsep pentingnya: phi phenomenon (bergeraknya obyek statis menjadi rangkaian gerakan yang dinamis setelah dimunculkan dalam waktu singkat dan dengan demikian memungkinkan manusia melakukan interpretasi).
       Dengan konsep ini, Wertheimer menunjuk pada proses interpretasi dari sensasi obyektif yang kita terima. Proses ini terjadi di otak dan sama sekali bukan proses fisik, tetapi proses mental. Dengan pernyataan ini ia menentang pendapat Wundt yang menunjuk pada proses fisik sebagai penjelasan phi phenomenon.
2.    Kurt Lewin (1890-1947)
       Pandangan Gestalt diaplikasikan dalam field psychology dari Kurt Lewin. Lewin adalah salah seorang ahli yang sangat kuat menganjurkan pemahaman tentang lapangan psikologis seseorang. Lewin lahir di Jerman, lulus Ph.D dari University of Berlin dalam bidang psikologi tahun 1914. Ia banyak terlibat dengan pemikir Gestalt, yaitu Wertheimer dan Koehler dan mengambil konsep psychological field juga dari Gestalt. Pada saat Hitler berkuasa Lewin meninggalkan Jerman dan melanjutkan karirnya di Amerika Serikat. Ia menjadi professor di Cornell University dan menjadi Director of the Research Center for Group Dynamics di Massacusetts Institute of Technology (MIT) hingga akhir hayatnya di usia 56 tahun.
       Konsep utama Lewin adalah Life Space, yaitu lapangan psikologis tempat individu berada dan bergerak. Lapangan psikologis ini terdiri dari fakta dan obyek psikologis yang bermakna dan menentukan perilaku individu. Tugas utama psikologi adalah meramalkan perilaku individu berdasarkan semua fakta psikologis yang eksis dalam lapangan psikologisnya pada waktu tertentu. Life space terbagi atas bagian-bagian memiliki batas-batas. Batas ini dapat dipahamis ebagai sebuah hambatan individu untuk mencapai tujuannya. Gerakan individu mencapai tujuan (goal) disebut locomotion.
D.  Prinsip-prinsip dan Asumsi Gestalt
a.    Prinsip-prinsip Gestalt
       Menurut Sudrajat (2008) ada 7 prinsip organisasi yang terpenting dalam pandangan Koffka dan Kohler, yaitu:
1.    Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship): bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu objek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang.
2.    Kedekatan (proximity): bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
3.    Kesamaan (similarity): bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu objek yang saling memiliki.
4.    Arah bersama (common direction): bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berbeda dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagai suatu figure atau bentuk tertentu.
5.    Kesederhanaan (simplicity): bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan.
6.    Ketertutupan (closure) bahwa orang akan cenderung mengisi kekosongan suatu pola obyek  atau pengamatan yang tidak lengkap.
b.    Asumsi-asumsi Gestalt
       Lebih lanjut menurut sudrajat (2008), terdapat 4 asumsi yang mendasari pandangan Gestalt yaitu:
a.    Perilaku molar hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan perilaku molecular.
b.    Hal penting dalam mempelajari perilaku ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral.
c.    Organisme tidak mereaksi rangsangan lokal, unsur atau suatu bagian peristiwa, melainkan mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa.
d.    Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis.
E.   Aplikasi dan Implikasi Teori Gestalt
a.    Aplikasi:
Ø Belajar
Proses belajar adalah fenomena kognitif. Apabila individu mengalami proses belajar, terjadi reorganisasi dalam perceptual fieldnya. Setelah proses belajar terjadi, seseorang dapat memiliki cara pandang baru terhadap suatu problem.
Ø Insight
Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Koehler dalam eksperimen yang sistematis.
Ø Memory
Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek. Penerapan Prinsip of Good Form seringkali muncul dan terbukti secara eksperimental. Secara sosial, fenomena ini juga menjelaskan pengaruh gosip/rumor.
b.    Implikasi Gestalt:
Ø Pendekatan fenomenologis menjadi salah satu pendekatan yang eksis di psikologi dan dengan pendekatan ini para tokoh Gestalt menunjukkan bahwa studi psikologi dapat mempelajari higher mental process, yang selama ini dihindari karena abstrak, namun tetap dapat mempertahankan aspek ilmiah dan empirisnya.
Ø Pandangan Gestalt menyempurnakan aliran behaviorisme dengan menyumbangkan ide untuk menggali proses belajar kognitif, berfokus pada higher mental process. Adanya perceptual field diinterpretasikan menjadi lapangan kognitif dimana proses-proses mental seperti persepsi, insight,dan problem solving beroperasi. Tokoh : Tolman dan Koehler.













BAB III
Kesimpulan

            Teori psikologi Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun kemiripan menjadi kesatuan. Aliran Gestalt muncul di Jerman sebagai kritik terhadap strukturalisme Wundt. Pandangan Gestalt menolak analisis dan penguraian jiwa ke dalam elemen-elemen yang lebih kecil karena dengan demikian, makna dari jiwa itu sendiri berubah, sebab bentuk kesatuannya juga hilang. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Max Wertheimer, Kurt Koffka and Wolfgang Kohler. Teori ini, teori ini memiliki Aplikasi yaitu belajar, insight, dan memory.
         

             


                                                                         








DAFTAR PUSTAKA


Husamah dkk.belajar dan pembelajaran.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

makalah tentang psikoanalitik Carl Gustav Jung

MAKALAH PSIKOLOGI SASTRA Tentang Teori Analitik (Carl Gustav Jung) ...