Piagam Gumi Sasak dalam rangka
MEMBANGUN, MENYATUKAN, SERTA MENEGAKKAN PERADABAN SASAK
Piagam
gumi sasak merupakan dokumen yang berisi kesepakatan bersama dalam rangka
membangun, menyatukan, serta menegakkan kembali kebudayaan Sasak berdasarkan
suatu landasan yang sebenarnya. Jadi, Tujuan utama dari piagam gumi sasak yaitu
untuk membangun kesadaran masyarakat
untuk berjuang bersama menegakkan peradaban dan jati diri sasak.
(couver piagam gumi sasak) |
Piagam gumi sasak ini tidak lahir begitu saja,
namun melalui sebuah diskusi panjang dari beberapa kaum intelektual sasak yang
memiliki perspektif atau sudut pandang tersendiri terhadap budaya sasak
kedepannya. Dalam diskusi ini, mereka menciptakan beberapa bentuk kajian yang
kemudian melahirkan piagam gumi sasak. Hal dasar yang melatar belakangi
terbentuknya piagam ini yaitu berawal dari kesadaran kaum intelektual sasak
akan kebudayaan sasak ketika dilaksanakannya acara launsing/peluncuran buku
yang berjudul membaca arsitektur budaya sasak. Sejak acara itu, muncul
kesadaran bahwa sasak memiliki khazanah yang sejak dahulu memiliki kajian ilmu
pengetahuan.
Sebenarnya kesadaran akan kajian ilmu
pengetahuan yang sudah dimiliki bangsa sasak sudah muncul sejak tahun 2014.
Pada tahun ini, para tokoh sudah bisa menghasilkan suatu monument peradaban
yaitu kajian astronomi yang melahirkan kalender rowot dengan berpatokan pada
bintang rowot( sasak) yang bahasa astronominya yaitu bintang playdes yang
berada pada rase bintang taurus, matahari (solar system), dan bulan (lunar
system). Jadi kalender ini menggunakan tiga system perhitungan. Namun, kalender
ini belum diketahui titik nol-nya, sehingga tidak diketahui tahun berapa saat
ini. Kesadaran ini tidak bisa direalisasikan dengan tindakan, dan baru setelah
acara launceng buku, kesadaran ini dapat diwujudkan dengan tindakan yaitu dalam
rangka membuat piagam gumi sasak yang kemudian dapat dibacakan pertama kali pada
tanggal 26 agustus 2015.
![]() |
(kalender rowot sasak) |
Piagam
gumi sasak ini dulunya memiliki nama “Manivesto Kebudayaan” yang dicetuskan
oleh Drs.H.L. Agus Fathurrahman (Dosen FKIP Universitas Mataram).manivesto
kebudayaan ini disiapkan untuk lounsing tanggal 26 Desember tahun 2015.Pada
awal desember, naskah itu dapat terselesaikan. Menurut beliau, naskah ini dinamakan manivesto
kebudayaan karena beliau merujuk pada manikebu tahun 65. Pada saat itu,
terdapat pernyataan kebudayaan dari para Seniman Budayawan Indonesia yang
berkaitan dengan kondisi kebudayaan di Indonesia yang diwarnai Lembaga
Kebudayaan Rakyat (Lekra) milik komunis. Setelah naskah Manivesto Kebudayaan
itu terselesaikan, kamudian diadakan diskusi untuk menata kembali isi dari
manivesto kebudayaan itu dengan dihadiri oleh Drs.H.L. Agus Fathurrahman
(pembuat konsep awal), Dr.Muhammad Fajri (Dosen di FKIP Unram, Bahasa Inggris),
Dr.H.Sudirman,M.Pd. (Dosen PGSD, FKIP Unram serta Dosen S2 di Magister
Administrasi Pendidikan), Murahim,S.Pd,M.Pd dan Muh.Sahrul Qodri,S.Pd,M.A
(Dosen PBSI, FKIP Unram) yang menjadi penggodok awal dari manivesto kebudayaan.
Pada waktu itu, diusulkan pergantian nama Manivesto Kebudayaan menjadi Piagam
Gumi Sasak yang isinya tidak jauh berbeda dari konsep awal oleh Dr.Muhammad
Fajri yang kemudian disepakati. Piagam Gumi Sasak ini dibacakan pertama kali
oleh Dr. Fajri dalam acara peluncuran kalender rowot sasak yang ke-2 pada
tanggal 26 Desember 2015. Peluncuran kalender ini selalu dilaksanakan pada
tanggal 26 Desember, dan pada saat itu juga selalu dibacakan piagam gumi sasak.
Bukan hanya itu, piagam ini, juga akan dibacakan dalam acara kebudayaan yang
lain.Adapun penamaan dari piagam ini menurut penuturan Drs.L.Agus Fathurrahman,
yaitu berawal dari adanya piagam madinah yang lahir untuk menyatukan kaum
muslim, nasrani, maupun yahudi yang ada di Kota Madinah.dari sinilan Dr. Fajri
mendapatkan inspirasi. Penggantian nama menjadi piagam gumi sasak ini
disepakati karena para tokoh ini sedang dalam tahap menyusun konsep masyarakat
madani sebagai satu bentuk perlindungan bangsa sasak terhadap bangsa-bangsa
lain yang tinggal di Lombok dan sama seperti piagam Madinah.
![]() |
(piagam gumi sasak) |
(pose bersama piagam gumi sasak) |
(pose bersama sang narasumber, Drs.H.L.Agus Fathurrahman) |
Pembacaan
piagam gumi sasak yang ke-2 yaitu pada 26 Desember 2016 dibacakan oleh Pak
Murahim dan pada pembacaan yang ke-3, yaitu pada 26 Desember tahun 2017 oleh
Pak Murahim pula dengan acara pokok yaitu forum ilmiah sejarah sasak dengan
tema menjawab historiografi luar tentang sasak yang dibahas disini yaitu
tentang apa kata orang luar mengenai sasak dan sejarah sasak yang sama sekali
tidak benar/rekayasa penjajah dan kemudian akan segera melahirkansatu teks
historiografi atau teks sejarah dengan metode historiografi yang benar menurut
perspektif orang sasak sendiri.
Wah luar biasa sasaq memiliki piagam ,,,ini bertanda untuk mempertahankan jati diri sasaq sendiri luar biasa memang
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusMantap 👏👏
BalasHapusTernyata sasak mempuanyai keistimewaan yg luar biasa 👍👍
Maju terus sasak
Wah. lua4 biasa. Kembangakan.
BalasHapusBaru tau saya
BalasHapusSuguh luar biasa piagam gumi sasak��
BalasHapusSuguh luar biasa piagam gumi sasak��
BalasHapuspiagam ini tidak akan ada artinya jika kita tidak bergerak dan menyadarkan kawan disekitar kita prihal jati diri kita yang sebenarnya.
BalasHapusayo, masyarakat sasak, kita tunjukkan pada mereka: inilah jati diri kita yang sebenarnya.
Amazing
BalasHapusKeren mbak kembangkan lgi
BalasHapusSeharusnya uswatun bangga jadi org sasak
BalasHapusKeren kamu mbak pertahankan
BalasHapusluar biasa. sasak yang sangat istimewa
BalasHapusterus dikembangkan dan dipertahankan.
terus berprestasi.. semangat. dan tingkatkan!!
BalasHapus