Sandaq
cobek
Sandak
cobek merupakan suatu ritual kebudayaan atau tradisi khas orang sasak / orang
Lombok. Hal ini dilakukan sebagai wujud permohonan masyarakat agar hujan tidak
turun. Sandaq cobek berasal dari bahasa sasak yaitu “sandaq” yang artinya menggadai,
dan “cobek” yang memiliki makna leksikal yaitu alat tradisional untuk
menghaluskan bumbu. Jadi sandak cobek yaitu menggadai cobek (alat tradisional
untuk menghaluskan bumbu ). Ritual ini adalah ritual yang bisa dibilang langka,
karena tidak banyak orang yang masih menerapkannya (hanya sebagian masyarakat
di daerah tertentu). Ritual ini sudah menjadi hal yang biasa dan masih lakukan
sampai sekarang di Dusun Selojan,Desa Karang Sidemen, Kec. Batukliang Utara. Ritual
ini biasa dilaksanakan orang/masyarakat ketika mereka hendak melakukan acara
diluar rumah (di luar ruangan) agar hujan tidak melanda daerah tempat acara
tersebut sehingga berjalan dengan lancar apabila dilakukan pada musim penghujan. Dalam melaksanakan ritual ini, ada
empat komponen yang harus ada yaitu orang yang menyandak (orang yang menggadai
cobek), cobek dan anaknya, uang gadaian, dan orang tempat menggadai.
Sandaq
cobek adalah ritual yang dilakukan dengan cara yang biasa saja, sama seperti
orang menggadai barang lain. Namun sandak cobek ini memiliki aturan tersendiri yaitu
si pegadai tidak boleh menggadaikan cobeknya kepada tetangga atau orang yang
rumahnya sejajar jalan dengannya. Si pegadai harus menggadaikan cobeknya kepada
orang yang rumahnya berada di seberang jalan atau bersebrangan dengan rumahnya
dengan dibatasi oleh jalan. Cara melakukannya yaitu, orang yang akan mengadakan
acara di luar ruangan (misalnya nyongkolan dan begawe), pergi ke rumah orang
lain dengan syarat yang sudah disebutkan di atas untuk menggadai cobeknya
sebelum hari H dan biasanya sehari sebelumnya. Dia akan memperoleh uang dari
hasil gadainya. Uang gadai biasanya sejumlah 1000/2000-an. Setelah acaranya
selesai, si penggadai akan menebus kembali cobeknya dengan memberikan uang
kepada orang tempat ia menggadainya sebesar uang penggadainya. Jadi langkahnya
tidak jauh berbeda dengan menggadai apapun.
Ø Kontraversi
Dikalangan
masyarakat, sandak cobek ini memiliki kontraversi diantaranya, banyak orang
yang sudah tidak memercayai ritual ini dan sangat memandang remeh hal ini.
Mereka menganggap bahwa sandak cobek ini adalah ritual yang tidak memiliki
makna (hanya buang-buang waktu saja). Ada orang yang mengatakan, “apa kaitannya
sandak cobek dengan hujan??? , sama sekali tidak masuk akal.” Pemikiran yang
seperti ini kemudian membelenggu dan kemudian mengakar di sebagian masyarakat
sehingga ritual kebudayaan ini mejadi hampir punah. Namun, ritual ini masih
dipertahankan oleh masyarakat Dusun Selojan. Sandak cobek ini adalah ritual
yang selalu mereka lakukan ketika akan mengadakan acara di luar ruangan ketika
musim penghujan.
Ø Meluruskan
Ritual
kebudayaan adalah suatu hasil karya dan cipta dari nenek moyang yang turun
temurun. Ritual kebudayaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencapai suatu
keinginan. Hal ini juga berlaku bagi ritual kebudayaan “sandak cobek”. Sandak
cobek adalah suatu ritual yang dilakukan oleh masyarakat agar hujan tidak turun
sesaat ketika musim penghujan. Hal ini menjadi kepercayaan sebagian orang.
Selain itu juga banyak yang kontra dengan ritual ini. Ritual ini tidak jauh
dari pengaruh nenek moyang kita, artinya ritual ini diturunkan dari nenek
moyang. Nenek moyang menciptakan suatu ritual pasti ada maknanya dan pasti ada
kaitannya dengan sesuatu. Nenek moyang kita tidak akan menciptakan ritual tanpa
makna tersendiri. Jadi kita tidak boleh menganggap bahwa ritual itu tidak
memiliki makna (menganggap remeh suatu ritual). Intinya semua ritual itu baik
dan memiliki makna mengingat nenek moyang kita dulu adalah orang yang
sakti-sakti dan mereka pasti mengaitkan ritual itu dengan phenomena alam yang
ada. Dan fakta membuktikan, jika ada masyarakat yeng sudah melakukan ritual
ini, pada hari H-nya tidak turun hujan, atau kalaupaun turun, hanya
rintik-rintik kecil saja. Hal ini membuktikan kalau sandak cobek ini bisa
menangkal hujan/hujan yang lebat.
mantap !! Ternyata kebudayaan sasak sangat unik dan banyak yaaa, semoga bisa tetap eksis
BalasHapussemoga tradisi ini tetap eksis pada zaman now.
BalasHapusKebanyakan anak zaman sekarang tidak peduli dengan kebudayaan,anak mudalah yang mereka lihat,anak muda yang menjadi contoh.sudah seharusnya para pemuda memberikan contoh yang baik kepada generasi muda.agar tidak salah dalam bergaul dan tidak lupa tentang TATA KRAMA
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikel yang menambah wawasan,ternyata LOMBOK memiliki banyak kebudayaan yang unik.bukan hanya terkenal 1000 masjid,tapi juga 1000 adat dan kebudayaan.trimakasih atas artikelnya,menambah wawasan pengetahuan
BalasHapusiya sama sama
Hapus👍👍
BalasHapus���� budaya sasak bukan hanya unik saja tapi memiliki arti juga...semangat dan kembangkan budaya* yang lain karna itu peninggalan dari leluhur kita
BalasHapus'' teradisi sasak tdak hanya unik saja tapi memiliki arti yang bermamfaat...
BalasHapusKembangkanlah budaya dan tradisi sasak ini karna itu semua peninggalan leluhur kita
Teruslah berjuang untuk mempromosikan budaya sasak. Biar dunia tau
BalasHapusArtikel yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi kami yang bukan orang sasak..
BalasHapusSaya sependapat dengan anda..intinya semua ritual kebudayaan itu baik dan bagus dan memiliki fungsi serta manfaat...
BalasHapusRitual ini juga ada di daerah saya.
BalasHapusRitual ini juga ada di daerah saya.
BalasHapusritual yang unik dan menarik.
BalasHapuscukup membantu dan menambah wawasan.
Keren
BalasHapusterus menulis dan lanjutkan...
BalasHapus