Jumat, 22 Desember 2017

Ritual Kebudayaan sasak (Sandaq Cobek) di Dusun Selojan



Sandaq cobek
Sandak cobek merupakan suatu ritual kebudayaan atau tradisi khas orang sasak / orang Lombok. Hal ini dilakukan sebagai wujud permohonan masyarakat agar hujan tidak turun. Sandaq cobek berasal dari bahasa sasak yaitu “sandaq” yang artinya menggadai, dan “cobek” yang memiliki makna leksikal yaitu alat tradisional untuk menghaluskan bumbu. Jadi sandak cobek yaitu menggadai cobek (alat tradisional untuk menghaluskan bumbu ). Ritual ini adalah ritual yang bisa dibilang langka, karena tidak banyak orang yang masih menerapkannya (hanya sebagian masyarakat di daerah tertentu). Ritual ini sudah menjadi hal yang biasa dan masih lakukan sampai sekarang di Dusun Selojan,Desa Karang Sidemen, Kec. Batukliang Utara. Ritual ini biasa dilaksanakan orang/masyarakat ketika mereka hendak melakukan acara diluar rumah (di luar ruangan) agar hujan tidak melanda daerah tempat acara tersebut sehingga berjalan dengan lancar apabila dilakukan pada musim penghujan. Dalam melaksanakan ritual ini, ada empat komponen yang harus ada yaitu orang yang menyandak (orang yang menggadai cobek), cobek dan anaknya, uang gadaian, dan orang tempat menggadai.
Sandaq cobek adalah ritual yang dilakukan dengan cara yang biasa saja, sama seperti orang menggadai barang lain. Namun sandak cobek ini memiliki aturan tersendiri yaitu si pegadai tidak boleh menggadaikan cobeknya kepada tetangga atau orang yang rumahnya sejajar jalan dengannya. Si pegadai harus menggadaikan cobeknya kepada orang yang rumahnya berada di seberang jalan atau bersebrangan dengan rumahnya dengan dibatasi oleh jalan. Cara melakukannya yaitu, orang yang akan mengadakan acara di luar ruangan (misalnya nyongkolan dan begawe), pergi ke rumah orang lain dengan syarat yang sudah disebutkan di atas untuk menggadai cobeknya sebelum hari H dan biasanya sehari sebelumnya. Dia akan memperoleh uang dari hasil gadainya. Uang gadai biasanya sejumlah 1000/2000-an. Setelah acaranya selesai, si penggadai akan menebus kembali cobeknya dengan memberikan uang kepada orang tempat ia menggadainya sebesar uang penggadainya. Jadi langkahnya tidak jauh berbeda dengan menggadai apapun.

Ø    Kontraversi
          Dikalangan masyarakat, sandak cobek ini memiliki kontraversi diantaranya, banyak orang yang sudah tidak memercayai ritual ini dan sangat memandang remeh hal ini. Mereka menganggap bahwa sandak cobek ini adalah ritual yang tidak memiliki makna (hanya buang-buang waktu saja). Ada orang yang mengatakan, “apa kaitannya sandak cobek dengan hujan??? , sama sekali tidak masuk akal.” Pemikiran yang seperti ini kemudian membelenggu dan kemudian mengakar di sebagian masyarakat sehingga ritual kebudayaan ini mejadi hampir punah. Namun, ritual ini masih dipertahankan oleh masyarakat Dusun Selojan. Sandak cobek ini adalah ritual yang selalu mereka lakukan ketika akan mengadakan acara di luar ruangan ketika musim penghujan.

Ø    Meluruskan
          Ritual kebudayaan adalah suatu hasil karya dan cipta dari nenek moyang yang turun temurun. Ritual kebudayaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencapai suatu keinginan. Hal ini juga berlaku bagi ritual kebudayaan “sandak cobek”. Sandak cobek adalah suatu ritual yang dilakukan oleh masyarakat agar hujan tidak turun sesaat ketika musim penghujan. Hal ini menjadi kepercayaan sebagian orang. Selain itu juga banyak yang kontra dengan ritual ini. Ritual ini tidak jauh dari pengaruh nenek moyang kita, artinya ritual ini diturunkan dari nenek moyang. Nenek moyang menciptakan suatu ritual pasti ada maknanya dan pasti ada kaitannya dengan sesuatu. Nenek moyang kita tidak akan menciptakan ritual tanpa makna tersendiri. Jadi kita tidak boleh menganggap bahwa ritual itu tidak memiliki makna (menganggap remeh suatu ritual). Intinya semua ritual itu baik dan memiliki makna mengingat nenek moyang kita dulu adalah orang yang sakti-sakti dan mereka pasti mengaitkan ritual itu dengan phenomena alam yang ada. Dan fakta membuktikan, jika ada masyarakat yeng sudah melakukan ritual ini, pada hari H-nya tidak turun hujan, atau kalaupaun turun, hanya rintik-rintik kecil saja. Hal ini membuktikan kalau sandak cobek ini bisa menangkal hujan/hujan yang lebat.




17 komentar:

  1. mantap !! Ternyata kebudayaan sasak sangat unik dan banyak yaaa, semoga bisa tetap eksis

    BalasHapus
  2. semoga tradisi ini tetap eksis pada zaman now.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebanyakan anak zaman sekarang tidak peduli dengan kebudayaan,anak mudalah yang mereka lihat,anak muda yang menjadi contoh.sudah seharusnya para pemuda memberikan contoh yang baik kepada generasi muda.agar tidak salah dalam bergaul dan tidak lupa tentang TATA KRAMA

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Artikel yang menambah wawasan,ternyata LOMBOK memiliki banyak kebudayaan yang unik.bukan hanya terkenal 1000 masjid,tapi juga 1000 adat dan kebudayaan.trimakasih atas artikelnya,menambah wawasan pengetahuan

    BalasHapus
  5. ���� budaya sasak bukan hanya unik saja tapi memiliki arti juga...semangat dan kembangkan budaya* yang lain karna itu peninggalan dari leluhur kita

    BalasHapus
  6. '' teradisi sasak tdak hanya unik saja tapi memiliki arti yang bermamfaat...
    Kembangkanlah budaya dan tradisi sasak ini karna itu semua peninggalan leluhur kita

    BalasHapus
  7. Teruslah berjuang untuk mempromosikan budaya sasak. Biar dunia tau

    BalasHapus
  8. Artikel yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan bagi kami yang bukan orang sasak..

    BalasHapus
  9. Saya sependapat dengan anda..intinya semua ritual kebudayaan itu baik dan bagus dan memiliki fungsi serta manfaat...

    BalasHapus
  10. Ritual ini juga ada di daerah saya.

    BalasHapus
  11. Ritual ini juga ada di daerah saya.

    BalasHapus
  12. ritual yang unik dan menarik.
    cukup membantu dan menambah wawasan.

    BalasHapus

makalah tentang psikoanalitik Carl Gustav Jung

MAKALAH PSIKOLOGI SASTRA Tentang Teori Analitik (Carl Gustav Jung) ...